Konseling Kelompok
01:10
Konseling
kelompok adalah konseling yang dilakukan dengan klien > 3 orang, sedangkan
konselornya bisa 1 atau 2 orang. Kedua konselor tersebut, dua-duanya bisa
menjadi main counselor atau yang satu main counselor sedangkan
yang satunya lagi assistant counselor.
Karakteristik
Konseling Kelompok
ü Permasalahan
yang sama pada masing- masing klien
ü Klien-
klien berinteraksi secara terbuka dan aktif
ü Ada tujuan
umum dan tujuan spesifik dari konseling kelompok. Tujuan umum konseling
kelompok relative sama, sedangkan tujuan khusus masing- masing individu dalam
konseling kelompok bisa jadi berbeda.
ü
Biasanya digunakan oleh suatu institusi yang
menangni masalah yng sama. Misal: BNN
Sisi
Positif Konseling Kelompok
1.
Klien dapat merasakan bahwa ia tidak sendirian,
karena klien lain juga menghadapi masalah yang sama.
2. Terjadi
proses modeling terhadap individu lain.
3.
Praktis. Tidak memerlukan waktu yang lama.
Sisi
Negatif Konseling Kelompok
1.
Masalah kerahasiaan tidak terlalu terjaga karena
ada klien lain yang mendengar.
2. Perhatian
konselor pecah karena tidak focus pada satu individu saja.
3.
Tidak semua orang cocok di dalam kelompok,
sehingga memungkin timbul perasaan yang tidak nyaman.
Tata
Cara Konseling Kelompok
1.
Konselor memperkenalkan dirinya
2. Konselor
memastikan kepada semua klien, apakah mereka bersedia mengikuti konseling
kelompok?
3. Konselor
menyampaikan hal- hal apa saja yang harus dilakukan klien dalam konseling
kelompok, seperti: saling menghargai satu sama lain, setiap klien harus aktif,
menjaga kerahasiaan klien lainnya, dan lain- lain.
4. Setiap
klien memperkenalkan dirinya (nama, pekerjaan, permasalahan yang dihadapi, atau
hal lainnya yang sekiranya berhubungan dengan permasalahan klien)
Sesekali dibutuhkan ice
breaking agar tercipta suasana yang santai dalam konseling. Konselor juga
harus lihai melakukan konfrontasi, probing, dan lainnya.
5. Tanyakan
target yang ingin dicapai masing- masing klien dalam konseling.
6. Kesimpulan
oleh masing- masing klien. Apakah klien sudah mendapatkan satu titik terang
dari permasalahan yang dihadapinya.
7. Kesimpulan
oleh konselor. Dalam hal ini konselor bisa menyampaikan analogi atau cerita.
Dan tanyakan kepada klien apakah perlu diadakan konseling lagi atau tidak?
(Tekankan!)
8.
Jika konselor mendeteksi ada beberapa klien yang
masalahnya sangat rumit dan tidak mampu teratasi hanya dengan konseling
kelompok, konselor bisa melanjutkan konseling dengan klien secara individual.
Faktor-Faktor
Kuratif Dalam Konseling /Terapi Kelompok
Menurut
Yalom (1975) ada 11 faktor kuratif dalam konseling/terapi kelompok, yakni :
1.
Pembinaan Harapan
Harapan
klien untuk berubah akan membuatnya bertahan dalam konseling. Apalagi bila ada
temannya yang berhasil sebagai saksi dalam konseling.
2.
Universalitas
Klien
sering beranggapan bahwa dia sendiri yang memiliki masalah dan masalahnya itu
unik yang orang lain tidak akan pernah memiliki. Namun ketika klien tahu
berbagai masalah yang juga unik yang dihadapi oleh anggota kelompok, maka dia
akan merasakan dirinya tidak sendiri, tidak terisolasi.
3.
Penerangan
Penerangan
bersifat didaktis yang dapat dilakukan oleh profesional atau anggota. Misal,
cara belajar yang baik, cara menumbuhkan kepercayaan diri, topik kesehatan
mental.
4.
Altruisme
Konseling/terapi
kelompok melatih anggota menerima dan memberi. Mungkin selama ini dia
menganggap dirinya sebagai beban keluarga, namun dalam konseling kelompok dia
bisa berperan penting bagi orang lain. Dia dapat menolong, memberikan dukungan,
keyakinan, saran-saran pada anggota lain, sehingga dapat meningkatkan harga
dirinya, merasa berharga.
5.
Pengulangan Korektif
Keluarga Asal
Konselor,
asisten konselor dan anggota kelompok dapat dipandang sebagai representasi dari
keluarga asal klien. Klien seperti mengulang pengalaman masa kecilnya dalam
keluarga asal. Dari sini klien akan belajar perilaku baru dalam berhubungan
dengan orang lain.
6.
Pengembangan Teknik
Sosialisasi
Umpan
balik balik dari anggota akan menolong klien untuk merubah sikapnya dalam
berhubungan dengan orang lain.
7.
Peniruan Perilaku
Seringkali
klien memperoleh manfaat dari pengamatannya dalam proses konseling kelompok.
Klien dapat mengamati dan meniru cara konselor maupun anggotalain dalam
bersikap, memecahkan masalah.
8.
Belajar Berhubungan
dengan Pribadi Lain
Kelompok
merupakan mikrokosmik sosial. Jika klien dapat berhasil berinteraksi dengan
baik dalam kelompok, maka pengalaman ini dapat diharapkan untuk dilakukan di
luar kelompok.
9.
Rasa Kebersamaan
Rasa
tertarik anggota pada kelompok dapat membuat rasa bersatu, satu anggota dengan
yang lain bisa saling menerima, sehingga dapat membentuk hubungan yang berarti
dalam kelompok.
10. Katarsis
Katarsis
merupakan faktor penyembuh dalam konseling kelompok. Klien datang dengan penuh
gejolak emosi, dalam konseling klien dapat mengekspresikannya dengan bantuan
konselor maupun anggota lainnya.
11. Eksistensi
Kadang-kadang
ada klien yang menganggap bahwa hidup ini tidak adil dan tidak seimbang. Klien
kemudian mempertanyakan tentang hidup dan mati. Di dalamkonseling kelompok
topik seperti ini dapat timbul dan didiskusikan. Tanggapan dan dukungan dari
anggota lain akan sangat banyak menolong.
0 comments
Hallo.. a warm greetings from me ^O^
Kindly write your thoughts in the comment box. I’ll read every comments I get from you.
Do not forget to click button ‘Notify Me’ to get notification when I replied your comments.
Let’s spread love and positivity ♡♡♡
Regard, Ika :)