EPISTEMOLOGI
09:30
Pengertian
Epistemologi
Menurut Milton D.
Hunnex, epistemologi berasal dari bahasa Greek, yaitu episteme yang berarti pengetahuan (rasional) dan logos yang berarti ilmu, perkataan, pikiran.
Secara harfiyah, episteme berarti pengatahuan sebagai upaya intelaktual
untuk menempatkan sesuatu secara tepat. Epistemologi tumbuh pada abad pertengahan diaman
pada masa itu banyak terdapat doxa (berupa pendapat-pendapat) yang lama-
lama menjadi pengetahuan. Epistemologi dalam sejarahnya pernah juga disebut dengan gnoseologi,
yang
berasal dari kata gnosis
(bahasa yunani) yang memiliki arti yang sama
dengan episteme. Istilah epistemologi pertama kali digunakan
oleh J.F. Ferrier pada tahun 1854.
Epistemologi dapat
dimaknai juga teori pengetahuan atau
filsafat pengetahuan, karena epistemologi
membicarakan hal pengetahuan, mengetahui apa itu pengetahuan dan bagaimana
mendapatkan pengetahuan.
Epistemologi mengkaji
bagaimana cara kita menyusun pengetahuan yang benar. Setiap jenis pengetahuan
mempunyai ciri spesifik mengenai apa (ontologi), bagaimana(epistemologi), dan
untuk apa(aksiologi) pengetahuan tersebut disusun.
Runes menjelaskan bahwa
epistemologi merupakan cabang filsafat yang meneliti tentang sumber (asal-usul), struktur, metode, dan validitas
suatu pengetahuan.
Menurut Mulyadi
Kartanegara, ada dua pertanyaan yang tidak bisa dilepaskan dari epistemologi:
- apa
yang dapat diketahui?
- Dan,
bagaiman mengetahuinya?
Pertanyaan yang pertama
mengacu pada teori dan isi ilmu itu sendiri, sedangkan pertanyaan yang kedua
lebih mengacu pada metodologinya.
Dalam bukunya yang
berjudul Epistemologi Dasar, Sudarminta
menyebutkan bahwa epistemologi adalah suatu disiplin ilmu yang bersifat evaluatif, normatif, dan kritis. Epistemologi disebut evaluatif
karena bersifat menilai, menilai
apakah suatu keyakinan, sikap, pendapat, teori pengetahuan, dijamin
kebenarannya serta memiliki dasar yang dapat dipertanggungjawabkan secara
nalar. Normatif berarti memiliki tolak
ukur, yang mana dalam hal ini menggunakan “kenalaran” sebagai tolak ukur
bagi kebenaran pengetahuan. Sementara, kritis berarti mempertanyakan dan menguji kenalaran cara maupun hasil kegiatan
manusia mengetahui. Banyak hal yang dipertanyakan oleh epistemologi,
diantaranya mengenai asumsi-asumsi, cara kerja atau pendekatan yang digunakan,
sampai pada kesimpulan yang ditarik dalam berbagai kegiatan berpikir manusia.
Hakikat
dan cara kerja Epistemologi
- Hakikat
Epistemologi
Epistemologi keilmuan pada hakikatnya merupakan gabungan antara berpikir secara rasional dan berpikir
secara empiris. Kedua cara
berpikir ini digabungkan dalam mempelajari gejala alam untuk menemukan
kebenaran, sebab secara epistemologi
ilmu memanfaatkan dua kemampuan manusia dalam mempelajari alam, yakni pikiran
dan indera. Oleh sebab itu, epistemologi
adalah usaha untuk menafsirkan dan membuktikan keyakinan bahwa kita mengetahui
kenyataan yang lain dari diri sendiri. Usaha menafsirkan adalah aplikasi
berpikir rasional, sedangkan usaha untuk membuktikan adalah aplikasi berpikir
empiris. Hal ini juga bisa dikatakan, bahwa usaha menafsirkan berkaitan dengan
deduksi, sedangkan usaha membuktikan berkaitan dengan induksi. Gabungan kedua
macam cara berpikir tersebut disebut metode ilmiah. Jadi hakikat epistemlogi
adalah metode ilmiah.
A
- Cara kerja
Ketika kita
membicarakan tentang cara kerja epistemologi berarti kita sedang membicarakan
ciri khas pendekatan filosofi terhadap
gejala pengetahuan, karena epistemologi sendiri merupakan filsafat
pengetahuan yang membicarakan tentang sumber pengetahuan dan bagaimana cara
memperoleh pengetahuan. Cara kerja epistemology yaitu dengan mempertanyakan
segala sesuatu tentang apa yang kita yakini. Ciri khas cara pendekatan filsafat
terhadap objek kajiannya ialah tampak dari jenis pertanyaan yang diajukan dan
upaya jawaban yang diberikan. Filsafat berusaha secara kritis mengajukan dan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang bersifat umum, menyeluruh, dan mendasar.
Menurut Sudarminta untuk
menjelaskan bagaimana cara kerja epistemologi dapat dijelaskan melalui beberapa
pertanyaan sebagai berikut:
·
apa itu
pengetahuan?
·
Apa ciri-ciri
hakikinya?
·
Mana batas-batas
ruang lingkupnya?
·
Apa beda antara
pengetahuan dan pendapat?
·
Apa beda antara pengetahuan dan kepercayaan?
·
Bagaimana proses
manusia mengetahui dapat dijelaskan dan bagaimana struktur dasar budi atau
pikiran manusia itu dapat dijelaskan sehingga pengetahuan itu mungkin bagi
manusia?
·
Apa peran
imajinasi, introspeksi, intuisi, ingatan, persepsi indrawi, konsep, dan putusan
dalam kegiatan manusia mengetahui?
·
Apa artinya dan
mana tolak ukurnya untuk dapat secara rasional dan bertanggung jawab
menyertakan bahwa” saya tahu sesuatu”? sungguhkah manusia dapat tahu? Bukankah
sering terjadi bahwa orang merasa dirinya yakin tahu tentang sesuatu, tetapi
ternyata mereka keliru?
·
Mengapa manusia
dapat keliru?
·
Apa itu
kepastian dan keraguan?
·
Apa itu
kebenaran, dan manakah tolak ukurnya? Apakah kebenaran sama dengan
objektivitas?
Berdasarkan cara
kerjanya epistemologi dapat dibedakan dalam beberapa macam.
- Epistemologi
metafisis, yaitu epistemologi yang mendekati
gejala pengetahuan dengan bertitik tolak dari pengandaian metafisik
tertentu. Epistemologi ini
berangkat dari suatu paham tertentu tentang kenyataan, lalu membahas
tentang bagaimana manusia mengetahui kenyataan tersebut. Plato meyakini bahwa kenyataan
yang sejati adalah kenyataan dalam dunia ide-ide, dan kenyataan yang kita
alami di dunia ini adalah kenyataan yang fana dan gambaran kabur saja dari
kenyataan dunia ide-ide. Kegiatan mengetahui sebagai kegiatan jiwa
mengingat (anamnesis) kenyataan
sejati yang pernah dilihatnya dalam dunia ide-ide. Pengetahuan(episteme), sebagai sesuatu yang
bersifat objektif, universal, dan tetap tak berubah, serta pendapat (doxa) sebagai sesuatu yang bersifat
subjektif, particular, dan berubah-ubah.
- Epistemologi Skeptis.
Kita perlu membuktikan dulu apa yang dapat kita ketahui sebagai sungguh
nyata atau tak dapat diragukan lagi dengan menganggap tidak nyata atau
keliru segala sesuatu yang kebenarannya masih dapat diragukan. Kesuliatan
metode pendekatan ini apabila orang sudah konsisten dengan sukapnya, tidak
gampang menemukan jalan keluar. Skeptisisme Descartes adalah skeptisisme
metodis, yaitu suatu strategi awal untuk meragukan segala sesuatu, justru
dengan maksud agar dapat sampai ke kebenaran yang tak dapat diragukan
lagi.
- Epistemologi
kritis. Yaitu berangkat dari asumsi,
prosedur dan kesimpulan pemikiran akal sehat ataupun asumsi, prosedur, dan
kesimpulan pemikiran ilmiah sebagaimana kita temukan dalam kehidupan, lalu
kita coba tanggapi secara kritis asumsi, prosedur, dan kesimpulan
tersebut. Keyakinan-keyakinan dan pendapat yang ada kita jadikan data
penyelidikan atau bahan refleksi kritis untuk kita uji kebenarannya di
hadapan pengadilan nalar.
Berdasarkan objek yang
dikaji, epistemologi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu: epistemologi individual: kajian tentang
pengetahuan, baik tentang status kognitifnya maupun proses perolehannya,
dianggap sebagai dapat didasarkan atas kegiatan manusia individual sebagai
subjek penahu terlepas dari konteks sosialnya.
epistemologi
social: kajian filosofis terhadap pengetahuan sebagai data
sosiologis. Hubungan social, kepentingan social, dan lembaga social dipandang
sebagai factor-faktor yang amat menentukan dalam proses, cara, maupun
pemerolehan pengetahuan.
Arti
penting epistemologi dalam pengembangan
ilmu pengetahuan
Epistemologi
adalah teori pengetahuan ilmiah. Sebagai teori pengetahuan ilmiah, epistemologi berfungsi menganalisis secara kritis
prosedur yang ditempuh ilmu pengetahuan dalam membentuk pengetahuan itu
sendiri. Ilmu pengetahuan harus berkembang terus, sehingga sering kali temuan
ilmu pengetahuan yang lebih dulu ditentang dan juga disempurnakan oleh temuan
ilmu pengetahuan yang sesudahnya. Perkembangan ilmu pengetahuan yang seperti
itu membuktikan, bahwa kebenaran
ilmu pengetahuan itu bersifat tentatif(tidak pasti/
berubah-ubah). Selama belum digugurkan oleh temuan lain, maka suatu temuan
dianggap benar. Perbedaan hasil temuan dalam masalah yang sama bisa jadi
disebabkan oleh perbedaan prosedur yang ditempuh para ilmuwan dalam
membentuk ilmu pengetahuan. Dengan
menganalisis prosedur ilmu pengetahuan tersebut, maka epistemologi dapat memberikan gambaran proses terbentuknya
pengetahuan ilmiah. Pada akhirnya, epistemologi
yang menentukan cara kerja ilmiah yang paling efektif dalam memperoleh ilmu
pengetahuan yang kebenarannya dapat dipercaya.
Epistemologi banyak mengkritik konsep-konsep atau teori-teori yang
sudah ada. Dalam beberapa sumber yang kami dapat, dalam filsafat contohnya,
banyak konsep dari pemikiran filosof yang kemudian mendapat serangan yang tajam
dari pemikiran filosof lain berdasarkan pendekatan-pendekatan epistemologi, terutama cara-cara
memperoleh pengetahuan yang membantu seseorang dalam melakukan koreksi kritis
terhadap bangunan pemikiran yang diajukan orang lain maupun oleh dirinya
sendiri. Ini menunjukkan bahwa epistemologi
dapat mengarahkan seseorang untuk mengkritik pemikiran orang lain (kritik
eksternal) dan pemikirannya sendiri (kritik internal). Implikasinya, epistemologi senantiasa mendorong
dinamika berpikir secara korektif dan kritis, sehingga perkembangan ilmu
pengetahuan relatif mudah dicapai, bila para ilmuwan memperkuat penguasaannya.
Aliran-
aliran Epistemologi
Empirisme
Berasal dari kata
yunani empeirikos yang berasal dari
kata empeiria yang berarti
pengalaman. Menurut aliran ini manusia
memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya, pengalaman yang dimaksud ialah
pengalaman indrawi.
John Locke (1632-1704),
bapak aliran ini berpendapat ‘sesuatu yang tidak dapat diamati dengan indra bukanlah
pengetahuan yang benar’, karena itulah metode penelitian yang menjadi tumpuan
aliran ini adalah metode eksperimen.
Kelemahan aliran ini ialah:
indera terbatas, benda yang jauh
kelihatan kecil. Keterbatasan kemampuan indera ini dapat melaporkan objek tidak
sebagaimana adanya dari sini akan terbentuk pengetahuan yang salah . kelemahan
kedua ialah indera menipu. Kelemahan
ketiga ialah objek yang menipu.contohnya
ilusi , fatamorgana, jadi objek itu sebenarnya tidak sebagaimana ditangkap oleh
alat indera, ia membohongi indera. Kelemahan keempat berasal dari indera dan objek sekaligus . Empirisme
lemah karena keterbatasn indera manusia.
Rasionalisme
Menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan.
Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur dengan akal. Rene Decrates
(1596-1650).Bagi aliran ini kekeliruan pada aliran empirisme yang disebabkan
alat indera tadi, dapat dikoreksi seandainya akal digunakan.
Pengalaman indera
diperlukan untuk merangsang akal dan memberikan informasi yang menyebabkan akal
dapat bekerja, tetapi, untuk sampainya manusia pada kebenaran adalah
semata-mata dengan akal.informasi dari indera menurut rasionalisme merupakan bahan
yang belum jelas, kacau, kemudian dipertimbangkan oleh akal dalam pengalaman
berfikir.akal mengatur bahan itu sehingga dapat membentuk pengetahuan yang
benar . jadi, akal bekerja karena ada bahan dari indera akan tetapi akal dapat
juga menghasilkan pengetahuan yang tidak berdasarkan bahan inderawi sama sekali
atau abstrak, contohnya Tuhan.
Rasionalisme dan
empirisisme inilah yang melahirkan metode sains (scientific method) dan dari metode ini lahirlah pengetahuan sains
(scientific knowledge) yang dalam
bahasa Indonesia disebut pengetahuan ilmiah atau ilmu pengetahuan.
Pengetahuan sains ialah
jenis pengetahuan yang logis yang memliki bukti empiris. Jika yang bekerja
hanya rasio, maka pengetahuan yang diperoleh ialah pengetahuan filsafat.
Filsafat ialah pengetahuan yang logis tanpa dukungan data empiris.
Positivisme
Agust Comte (1798-1857) ia penganut
empirisisme. Menurutnya indera itu sangat penting dalam memperoleh pengetahuan,
tetapi harus dipertajam dengan alat bantu dan diperkuat dengan eksperimen.
Kekeliruan indera dikoreksi lewat eksperimen. Eksperimen memerlukan
ukuran-ukuran yang jelas. Dari sinilah kemajuan sains benar-benar dimulai.
Kebenaran diperoleh dengan akar, didukung bukti empiris yang terukur. Positivisme
hanya menyempurnakan empirisme dan rasionalisme. dengan kata lain, ia
menyampurnakan metode ilmiah dengan memasukan perlunya eksperimen dan
ukuran-ukuran.
Intuisionisme
Henri Bergson
(1859-1941) ia menganggap tidak hanya indera yang terbatas akal juga terbatas.
Objek-objek yang kita tangkap itu ialah objek yang selalu berubah, pengetahuan
kita tentangnya tidak pernah tetap.
Akal juga terbatas. Akal hanya
mampu memahami bagian-bagian dari objek, kemudian bagian-bagian itu digabungkan
dengan akal.
Pengembangan kemampuan intuisi
memerlukan suatu usaha. Kemampuan inilah yang dapat memahami sesuatu yang utuh,
yang tetap yang unique. Intuisi ini menganggap objek secara langsung tanpa
melalui pemikiran. Jadi, indera dan akal hanya mampu menghasilkan pengetahuan
yang tidak utuh atau spasial, sedangkan intuisi dapat menghasilkan pengetahuan
yang utuh.
Ada satu paham lagi
yang mirip sekali dengan intuisionisme, yaitu iluminasionisme. Dalam islam disebut kasyf. teori ini menyatakan bahwa manusia, yang
hatinya telah bersih, siap, sanggup menerima pengetahuan dari tuhan. Kemampuan
menerima pengetahuan secara langsung itu diperoleh dangan cara latihan dalam
islam disebut suluk, secara lebih spesifik disebut riyadlah. Pengetahuan itu
diperoleh bukan lewat indera atau akal melainkan lewat hati.
Hal yang sama juga
diungkapkan oleh seorang filsuf muslim abad 12, Al Ghazali, yang juga
mengemukakan teori pengetahuan tentang kasyf,
yakni tersingkapnya tabir hati seorang manusia-tentu saja melalui proses
panjang jihad moral dan spiritual- sehingga dapat mengetahui objek-objek
pengetahuan secara langsung.
Menurut ajaran
tashawwuf dan tariqat pada khususnya manusia itu dipengaruhi oleh hal-hal yang
material, nafsu. Bila nafsu itu dapat dikendalikan maka kekuatan rasa itu mampu
bekerja, mampu melihat yang gaib, dari situ diperoleh pengetahuan. Nabi
Muhammad SAW pernah mendengar orang yang disiksa dalam kubur.
References:
Filsafat
Umum,
Sudarminta
Epistemologi
Dasar, Jujun
Filsafat
Ilmu,
Adian
2 comments
ini luar biasa...
ReplyDeleteterimakasih:)
ReplyDeletesemoga bisa kasih manfaat lebih lagi yaa.
Hallo.. a warm greetings from me ^O^
Kindly write your thoughts in the comment box. I’ll read every comments I get from you.
Do not forget to click button ‘Notify Me’ to get notification when I replied your comments.
Let’s spread love and positivity ♡♡♡
Regard, Ika :)