Haji dan Kesehatan Mental
05:23
A. Pengertian Haji
Haji (Bahasa Arab:
حج, Hajj) adalah rukun (tiang agama) Islam yang kelima setelah syahadat,
shalat,
zakat dan puasa. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang
dilaksanakan kaum muslim
sedunia yang mampu (material, fisik, dan keilmuan) dengan berkunjung dan
melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di Arab Saudi
pada suatu waktu yang dikenal sebagai musim haji (bulan Dzulhijjah).
Hal ini berbeda dengan ibadah umrah yang bisa dilaksanakan sewaktu-waktu.
Secara lughawi,
haji berarti menyengaja atau menuju dan mengunjungi. Menurut etimologi bahasa Arab,
kata haji mempunyai arti qashd, yakni tujuan, maksud, dan menyengaja.
Menurut istilah syara', haji ialah menuju ke Baitullah dan tempat-tempat
tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu pula. Yang dimaksud
dengan temat-tempat tertentu dalam definisi diatas, selain Ka'bah dan Mas'a
(tempat sa'i), juga Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Yang dimaksud dengan waktu
tertentu ialah bulan-bulan haji yang dimulai dari Syawal sampai sepuluh hari
pertama bulan Dzulhijjah. Adapun amal ibadah tertentu ialah thawaf, sa'i,
wukuf, mazbit di Muzdalifah, melontar jumrah, mabit di Mina, dan
lain-lain.
Latar
belakang ibadah haji berasal dari orang-orang Arab pada zaman jahiliah telah mengenal ibadah haji ini yang
mereka warisi dari nenek moyang terdahulu dengan melakukan perubahan
disana-sini. Akan tetapi, bentuk umum pelaksanaannya masih tetap ada, seperti
thawaf, sa'i, wukuf, dan melontar jumrah. Hanya saja pelaksanaannya banyak yang
tidak sesuai lagi dengan syariat yang sebenarnya. Untuk itu, Islam datang dan
memperbaiki segi-segi yang salah dan tetap menjalankan apa-apa yang telah
sesuai dengan petunjuk syara' (syariat), sebagaimana yang diatur dalam
al-Qur'an dan sunnah rasul. Latar belakang ibadah haji ini juga didasarkan pada
ibadah serupa yang dilaksanakan oleh nabi-nabi dalam agama Islam, terutama nabi Ibrahim (nabinya agama Tauhid). Ritual thawaf didasarkan pada ibadah serupa yang
dilaksanakan oleh umat-umat sebelum nabi Ibarahim. Ritual sa'i, yakni berlari antara bukit Shafa dan Marwah (daerah agak tinggi di sekitar Ka'bah
yang sudah menjadi satu kesatuan Masjid Al Haram, Makkah), juga didasarkan untuk
mengenang ritual istri kedua nabi Ibrahim ketika mencari susu untuk anaknya nabi
Ismail.
Sementara wukuf di Arafah adalah ritual untuk mengenang tempat bertemunya nabi
Adam
dan Siti Hawa di muka bumi, yaitu asal mula dari kelahiran seluruh umat
manusia.
Kegiatan
inti ibadah haji dimulai pada tanggal 8 Dzulhijjah ketika umat Islam bermalam
di Mina,
wukuf
(berdiam diri) di Padang Arafah
pada tanggal 9 Dzulhijjah, dan berakhir setelah melempar jumrah (melempar batu
simbolisasi setan) pada tanggal 10 Dzulhijjah. Masyarakat Indonesia lazim juga
menyebut hari raya Idul Adha sebagai Hari Raya
Haji karena bersamaan dengan perayaan ibadah haji ini.
B. Jenis ibadah haji
Setiap jamaah bebas untuk memilih jenis ibadah haji yang
ingin dilaksanakannya. Rasulullah SAW memberi kebebasan dalam hal itu,
sebagaimana terlihat dalam hadis berikut.
Aisyah RA berkata: Kami berangkat
beribadah bersama Rasulullah SAW dalam tahun hajjatul wada. Diantara kami ada
yang berihram, untuk haji dan umrah dan ada pula yang berihram untuk haji.
Orang yang berihram untuk umrah ber-tahallul ketika telah berada di Baitullah.
Sedang orang yang berihram untuk haji jika ia mengumpulkan haji dan umrah. Maka
ia tidak melakukan tahallul sampai dengan selesai dari nahar.
Berikut adalah jenis dan pengertian
haji yang dimaksud.
- Haji ifrad, berarti menyendiri. Pelaksanaan ibadah haji disebut
ifrad bila sesorang bermaksud menyendirikan, baik menyendirikan haji
maupun menyendirikan umrah. Dalam hal ini, yang
didahulukan adalah ibadah haji. Artinya, ketika mengenakan pakaian ihram
di miqat-nya, orang tersebut berniat
melaksanakan ibadah haji dahulu. Apabila ibadah haji sudah selesai, maka
orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk melaksanakan umrah.
- Haji tamattu', mempunyai arti
bersenang-senang atau bersantai-santai dengan melakukan umrah terlebih
dahulu di bulan-bulah haji, lain bertahallul. Kemudian mengenakan
pakaian ihram lagi untuk melaksanakan ibadah haji, ditahun yang sama.
Tamattu' dapat juga berarti melaksanakan ibadah didalam bulan-bulan serta
didalam tahun yang sama, tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri asal.
- Haji qiran, mengandung arti menggabungkan, menyatukan atau
menyekaliguskan. Yang dimaksud disini adalah menyatukan atau
menyekaliguskan berihram untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah. Haji
qiran dilakukan dengan tetap berpakaian ihram sejak miqat makani dan melaksanakan
semua rukun dan wajib haji sampai selesai, meskipun mungkin akan memakan
waktu lama. Menurut Abu Hanifah, melaksanakan haji qiran, berarti
melakukan dua thawaf dan dua sa'i.
C. Rukun dan Wajib Haji
Rukun
Haji
Ialah rangkaian amalan
yang harus di lakukandalam ibadah haji dan tidak dapat dapat diganti dengan
yang lain
Rukun Haji
|
Arti
|
Ihram
|
Pernyataan
mulai mengerjakan ibadah haji atau umroh dengan memakai pakaian ihram
disertai niat haji atau umroh di miqat
|
Wukuf
di Arafah
|
Berdiam
diri dan berdoa di Arafah pada tanggal 9 Zulhijah
|
Tawaf
Ifadah
|
Mengelilingi
Ka'bah sebanyak 7 kali, dilakukan setelah melontar jumroh Aqabah pada tgl 10
Zulhijah
|
Sa'i
|
Berjalan
atau berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak 7 kali,
dilakukan setelah Tawaf Ifadah
|
Tahallul
|
Bercukur
atau menggunting rambut setelah melaksanakan Sa'i
|
Tertib
|
Mengerjakan
kegiatan sesuai dengan urutan dan tidak ada yang tertinggal
|
Wajib Haji
Wajib Haji adalah kegiatan yang
harus dilakukan padaIbadah Haji, jika tidak dikerjakan harus membayar dam
(denda)
Wajib Haji
|
Keterangan
|
Niat
Ihram
|
Dilakukan
setelah berpakaian Ihram
|
Mabit
(bermalam) di Muzdalifah pada tgl 9 Zulhijah
|
Dalam
perjalanan dari Arafah ke Mina
|
Melempar
jumroh Aqabah
|
Pada
tanggal 10 Zulhijah
|
Mabit di
Mina
|
Pada
hari Tasyrik (11-13 Zulhijah)
|
Melempar
jumrah Ula, Wustha dan Aqabah
|
Pada
hari Tasyrik (11-13 Zulhijah)
|
Tawaf
Wada
|
Melakukan
tawaf perpisahan sebelum meninggalkan kota Makkah
|
Meninggalkan
perbuatan yang dilarang saat Ihram
|
---
|
Berikut adalah kegiatan utama dalam ibadah haji
berdasarkan urutan waktu:
- Sebelum
8 Dzulhijjah, umat Islam dari seluruh dunia mulai
berbondong untuk melaksanakan Tawaf Haji di Masjid Al Haram, Makkah.
- 8
Dzulhijjah, jamaah haji bermalam di Mina.
Pada pagi 8 Dzulhijjah, semua umat Islam memakai pakaian Ihram (dua lembar
kain tanpa jahitan sebagai pakaian haji), kemudian berniat haji, dan
membaca bacaan Talbiyah. Jamaah
kemudian berangkat menuju Mina, sehingga malam harinya semua jamaah haji
harus bermalam di Mina.
- 9
Dzulhijjah, pagi harinya semua jamaah haji pergi ke Arafah.
Kemudian jamaah melaksanakan ibadah Wukuf,
yaitu berdiam diri dan berdoa di padang luas ini hingga Maghrib datang.
Ketika malam datang, jamaah segera menuju dan bermalam Muzdalifah.
- 10
Dzulhijjah, setelah pagi di Muzdalifah, jamaah segera
menuju Mina untuk melaksanakan ibadah Jumrah Aqabah, yaitu
melempar batu sebanyak tujuh kali ke tugu pertama sebagai simbolisasi
mengusir setan. Setelah mencukur rambut atau sebagian rambut, jamaah bisa
Tawaf Haji (menyelesaikan Haji), atau bermalam di Mina dan melaksanakan
jumrah sambungan (Ula dan Wustha).
- 11
Dzulhijjah, melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu
pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.
- 12
Dzulhijjah, melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu
pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.
- Sebelum
pulang ke negara masing-masing, jamaah melaksanakan Thawaf Wada' (thawaf
perpisahan).
D.Lokasi utama dalam ibadah haji
*Makkah Al Mukaromah, Di kota inilah berdiri pusat
ibadah umat Islam sedunia, Ka'bah, yang berada di pusat Masjidil
Haram. Dalam ritual haji, Makkah menjadi tempat pembuka
dan penutup ibadah ini ketika jamaah diwajibkan melaksanakan niat dan thawaf haji.
*Arafah, Kota di sebelah timur Makkah ini
juga dikenal sebagai tempat pusatnya haji, yiatu tempat wukuf dilaksanakan, yakni
pada tanggal 9 Dzulhijjah tiap tahunnya. Daerah berbentuk padang luas ini
adalah tempat berkumpulnya sekitar dua juta jamaah haji dari seluruh dunia. Di
luar musim haji, daerah ini tidak dipakai.
*Muzdalifah, Tempat di dekat Mina dan Arafah,
dikenal sebagai tempat jamaah haji melakukan Mabit (Bermalam) dan mengumpulkan
bebatuan untuk melaksanakan ibadah jumrah di Mina.
*Mina, Tempat berdirinya tugu jumrah,
yaitu tempat pelaksanaan kegiatan melontarkan batu ke tugu jumrah sebagai
simbolisasi tindakan nabi Ibrahim ketika mengusir setan. Dimasing-maising
tempat itu berdiri tugu yang digunakan untuk pelaksanaan: Jumrah Aqabah, Jumrah Ula, dan Jumrah Wustha. Di tempat ini jamaah juga diwajibkan untuk
menginap satu malam.
*Madinah, Adalah kota suci kedua umat
Islam. Di tempat inilah panutan umat Islam, Nabi Muhammad SAW dimakamkan di Masjid
Nabawi. Tempat ini sebenarnya tidak masuk ke dalam ritual
ibadah haji, namun jamaah haji dari seluruh dunia biasanya menyempatkan diri
berkunjung ke kota yang letaknya kurang lebih 330 km (450 km melalui transportasi darat)
utara Makkah ini untuk berziarah dan melaksanakan salat di masjidnya Nabi.
Lihat foto-foto keadaan dan kegiatan dalam
masjid ini.
E.Tempat
bersejarah
Berkiut ini adalah tempat-tempat
bersejarah, yang meskipun bukan rukun haji, namum biasa dikunjungi oleh para
jemaah haji atau peziarah lainnya[4]:
*Jabal Nur dan Gua Hira, Jabal Nur terletak kurang lebih 6 km di sebelah utara Masjidil Haram. Di
puncaknya terdapat sebuah gua yang dikenal dengan nama Gua Hira. Di gua inilah
Nabi Muhammad saw menerima wahyu yang pertama, yaitu surat Al-'Alaq ayat 1-5.
*Jabal Tsur, Jabal Tsur terletak kurang lebih
6 km di sebelah selatan Masjidil Haram. Untuk mencapai Gua Tsur ini memerlukan
perjalanan mendaki selama 1.5 jam. Di gunung inilah Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar As-Siddiq
bersembunyi dari kepungan orang Quraisy ketika hendak hijrah ke Madinah.
*Jabal Rahmah, Yaitu tempat bertemunya Nabi Adam as dan Hawa setelah
keduanya terpisah saat turun dari surga. Peristiwa pentingnya adalah tempat turunnya wahyu yang
terakhir pada Nabi Muhammad saw,
yaitu surat Al-Maidah ayat 3.
*Jabal Uhud, Letaknya kurang lebih 5 km dari
pusat kota Madinah. Di
bukit inilah terjadi perang dahsyat antara kaum muslimin melawan kaum musyrikin
Mekah. Dalam pertempuran tersebut gugur 70 orang syuhada di antaranya Hamzah
bin Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad saw. Kecintaan Rasulullah saw pada para
syuhada Uhud, membuat beliau selalu menziarahinya hampir setiap tahun. Untuk
itu, Jabal Uhud menjadi salah satu tempat penting untuk diziarahi.
*Makam Baqi', adalah
tanah kuburan untuk penduduk sejak zaman jahiliyah sampai sekarang. Jamaah haji
yang meninggal di Madinah dimakamkan di Baqi', letaknya di sebelah timur dari
Masjid Nabawi. Di sinilah makam Utsman bin Affan ra, para
istri Nabi, putra dan putrinya, dan para sahabat dimakamkan. Ada banyak
perbedaan makam seperti di tanah suci ini dengan makam yang ada di Indonesia,
terutama dalam hal peletakan batu nisan
*Masjid Qiblatain, Pada masa permulaan Islam, kaum muslimin melakukan shalat dengan menghadap kiblat ke arah Baitul Maqdis di Yerussalem, Palestina. Pada tahun ke-2 H bulan Rajab pada saat Nabi Muhammad saw melakukan shalat Zuhur di masjid ini, tiba-tiba turun wahyu surat Al-Baqarah ayat 144 yang memerintahkan agar kiblat shalat diubah ke arah Kabah Masjidil Haram, Mekah. Dengan terjadinya peristiwa tersebut maka akhirnya masjid ini diberi nama Masjid Qiblatain yang berarti masjid berkiblat dua.
F. Hal-Hal
Yang Membatalkan Ibadah Haji
Ibadah
haji bisa batal disebabkan oleh salah satu dari kedua hal berikut. a. Jima’, senggama, bila dilakukan
sebelum melontar jamrah ’aqabah.
Adapun jima’ yang dilakukan pasca melontar jamrah ’aqabah
dan sebelum thawaf ifadhah, maka tidak dapat membatalkan ibadah haji, sekalipun
yang bersangkutan berdosa. Namun sebagian di antara mereka berpandapat bahwa
ibadah haji tidak bisa dianggap batal karena melakukan jima’, sebab belum
didapati dalil yang menegaskan kesimpulan ini.
b. Meninggalkan salah satu
rukun haji.
Manakala ibadah haji kita batal disebabkan oleh salah satu
dari dua sebab ini, maka pada tahun berikutnya masih diwajibkan menunaikan
ibadah haji, bila mampu, sebagaimana yang telah penulis jelaskan pada
pembahasan pengertian istitha’ah. Jika tidak, maka pada waktu-waktu yang kita
mampu melaksanakannya; karena ibadah ini wajib segera dilaksanakan bila kita
sudah mampu.
G. Haji dan Kesehatan Mental
Haji dapat berfungsi sebagai
pencerahan jati diri muslim. Contohnya pada haji kita diharuskan untuk berihram.
Berihram sebagai salah satu bentuk pandidikan dan latihan dari Allah yang
dilarang bermacam-macam. Apapun bentuk larangan itu yang penting adalah sikap
dan kesediaan kita untuk mentaatinya. Masing – masing rukun haji dapat kita
kaitkan dengan manfaatnya bagi mental kita.
Rukun Haji
yang Pertama: ikhram
Berikhrom nampak sebagai persyaratan untuk menghadap
Allah yang manifestasinya mirip sekali dengan jenazah yang mau dikubur. Sebelum
memakai pakaian ikhrom kita harus mensucikan diri dengan mandi ghusul mirip
dengan jenazah yang dimandikan, mandi junub/janabah didahului dengan niat mandi
ikhrom. Setelah itu kita memakai pakaian ikhrom. Pakaian putih yang bagi
laki-laki harus tidak berjahit, yang mirip sekali dengan kain kafan pada
jenazah.
Berikhrom juga berarti suci lahir bathin, terbebas dari
keterlengketan fikiran kita, perasaan kita dan
tingkah laku serta sepak terjang kita
dari kecintaan terhadap dunia, apakah itu sanak keluarga mulai dari orang tua, anak,
saudara kandung , suami istri dan keluarga besarnya, apakah itu harta benda
kekayaan mas berlian , apakah itu perniagaan tempat, mencari nafkah tempat bekerja pangkat jabatan yang
memberikan jaminan penghasilan pendapatan, apakah rumah tempat tinggal beserta
tetek bengeknya tempat kenyamanan hidup.
Seorang yang berhaji
berikhrom. Seorang yang sudah berhaji seharusnya selalu berikhrom dalam
arti jiwanya, isi fikiranya , alam
perasaannya sepak terjang , tindakan dan perbuatannya selalu dalam koridor
berikhrom mekipun tidak memakai pakaian
ikhrom.
Setelah kita sampai ke Mekkah, dan sudah selesai
berbenah di tempat pondokan di Mekkah, segera kita akan menyelesaikan
rukun-rukun selanjutnya dengan memasuki Masjidil Haram melalui pintu yang
disebut Baabussalaam artinya `pintu
keselamatan’. Menunaikan ibadah haji berarti selalu memasuki segala aspek
kehidupan melalui pintu keselamatan.
Baabussalaam
adalah pintu yang
keempat dari Shafa ke arah Marwah, salah satu dari berpuluh pintu yang ada di
Masjidil Haram. Fatwa saat ini menyatakan bahwa semua pintu adalah Baabussalaam. Ini berarti bahwa lewat
pintu manapun kita masuk kedalam Masjidil Haram haruslah dengan niat melalui
Baabussalaam. Jika kita kembangkan, maka itu juga berarti apapun yang akan kita
kerjakan didalam kehidupan kita ini, kemanapun usaha, perjuangan ataupun
ikhtiar dalam seluruh kehidupan kita, haruslah melalui Baabussalaam, pintu
keselamatan, cara-cara atau upaya yang selamat yang diridhoi olah Allah SWT.
Setelah itu kita harus bergegas menuju ka’bah, kearah sudut Hajar Aswad. Ini
berarti kita harus bergegas dalam bertaqwa yaitu segera menuju, melaksanakan
semua perintah Allah dan menghindarkan semua larangan-larangan-Nya. Sedapat
mungkin kita sedekat mungkin dengan Hajar Aswad, jika mungkin menciumnya.
Sedapat mungkin kita sedekat mungkin dengan keridhoan Allah. Namun Hajar Aswad
itu hanyalah sebuah batu yang tidak punya manfaat apa-apa dan Allah tidaklah
berada disitu, karena Allah meliputi kita semua. Oleh karenanya, mencium Hajar
Aswad ini hanyalah sunnah belaka. Banyak haji sekembalinya ditanah air, tidak
hanya melepaskan kain ikhromnya, bahkan sengaja memakai pakaian kebesaran haji
tanda sudah haji. Mereka melepaskan kesucian jiwanya dan memakai / pamer kesombongannya , bangga dengan
predikat barunya, haji, melupakan akhlak mulianya, bahkan tidak mau menengok
apabila dipanggil tanpa predikat barunya, haji.
Rukun
haji yang kedua & ketiga:
Thawaf & Sa’i
Thawaf melambangkan
rotasi kehidupan dan dinamika kehidupan termasuk perkembangan dan pertumbuhan
jiwa sosial. Thawaf juga melambangkan rotasi perkumbuhan dan perkembangan
akhlaq dan iman. Hidup dan kehidupan itu bergerak secara dinamis. Semua mahluk
bahkan zarah sebesar atompun bergerak , berthawaf, planet, bulan dan bintang
bertawaf. Dalam kehidupan yang dinamis, penuh dengan konflik, hiruk pikuk pertumbuhan dan perkembngan jiwa sosial harus
kita jalani, namun harus tetap berporos, berorientasi kepada Alloh. Ka’bah
adalah pusat poros itu yang melambangkan
kesatuan dan keesaan Alloh. Berthawaf menggambarkan pemenuhan kebutuhan
manusia atas hak keimanan dan rasa spiritualnya, sehingga dalam kehidupannya
jelas tujuan hidup yang hakiki dan mempunyai sandaran secara vertikal kepada Alloh. Kalau kita lihat dari atas atau
lantai ketiga Masjidil Haram gambaran orang-orang yang sedang melaksanakan
rukun kedua atau Thawaf ini sungguh sangat indah suatu gambaran orang-orang
yang bersama-sama bergerak mengelilingi Ka’bah yang menggambarkan dinamika
hidup dalam kehidupan. Memang semua makhluk Allah itu berthawaf. Para malaikat
juga berthawaf mengelilingi dunia ini, bumi dan planet-planet lain juga
berthawaf mengelilingi matahari, bahkan elektronpun bergerak terus-menerus
mengelilingi proton. Semua bergerak dalam dinamika kehidupan. Seorang muslim
haruslah selalu bergerak, berjuang dan berjihad di dalam kehidupan ini selalu
dari arah Hajar Aswad kembali ke arah Hajar Aswad. Ini berarti bahwa kita harus
berjuang secara dinamis dalam kehidupan ini dengan pedoman landasan
aturan-aturan dari Allah untuk mengharap Ridho Allah semata.
Tamsil dari Sa’i ini,
dari sisi psikologi, menggambarkan bahwa dalam menuju cita-cita, seorang yang
beriman tidak akan mudah putus asa, akan berjuang terus sampai titik darah
penghabisan dalam mengharapkan karunia Allah. Tidak mengenal lelah dan tidak
akan pernah menyerah dalam perjuangan menegakkan kalimat Allah dan bersyukur,
berterima kasih atas semua nikmat yang diberikan oleh-Nya.
Sa’i dalam kehidupan
sehari-hari merupakan latihan bershabar untuk mencapai derajat kedewasaan dan
kematangan yang tinggi, yaitu mampu
meneriama kenyataan bahwa kenyataan itu bagian dari taqdir Alloh dan hasil
usaha kita.Shabar juaga berarti berani ( syaja’ah ) dalam memikul amanah jauh
dari skandal yang keji serta tasamuh atau tolerans. Sa’i juga berarti berjuang.
Thawaf dan sa’i dalam praktek fisik jalan dengan
kaki telanjang sepanjang 4 sampai 5
kilometer tiap hari setidak-tidaknya
lima kali dalam sepekan, akan menunjang kebugaran jasmani.
Rukun
haji yang keempat: Wukuf di Arafah
Arafah adalah padang
luas yang terik, panas yang menyebabkan manusia mengetahui dirinya itu sangat
kecil dijagat raya ini, dirinya tidak berdaya, dirinya hanyalah manusia yang
lemah. Kearifannya ini justru akan memicu menjadi kuat, kita jadi mengerti
siapa kita, darimana kita, apa tugas, kewajiban serta hak kita. Disana ada
bukit Rahmah, konon tempat pertemuan kakek nenek moyang kita Adam dan Siti Hawa
selepas dari surga berpisah selama seratus tahun. Kita menjadi arif bahwa asal
usul kita ada di surga, kakek moyang kita terlempar ke dunia setelah berbuat
dosa, kita ini cenderung untuk berbuat dosa kecuali mereka yang kokoh dalam
memelihara iman, sabar di dalam musibah, sabar dalam menghadapi maksiat, dan
sabar dalam tugas beribadah, kita menjadi arif bahwa kita haruslah kembali ke
asal usul nenek moyang kita ke surga, untuk itu diperlukan bekal yang tiada
tara yang digambarkan Allah sebagai Taqwa, dan Allah memerintahkan “bertaqwalah
kepada-Ku, wahai orang-orang yang berakal”. Pengertian kesadaran dan kearifan
diri inilah yang memungkinkan kita menjadi mabrur. Namun perjalanan setelah
mabrur ini sungguh sangat berat, bagaikan perjalanan dari Arafah menuju
Mudzalifah, mabid disana mengumpulkan bekal taqwa, mengumpulkan kerikil-kerikil
tujuh puluh butir memperkokoh ketahanan jiwa dan iman agar nanti mampu melempar
jumroh di Mina, baik jumroh aqobah, jumroh uula maupun jumroh tsani. Ketaqwaan
kitalah bagaikan kerikil-kerikil yang mampu mengusir setan-setan yang ada pada
diri kita, pada jiwa kita, yang selalu menggoda, mengancam rontoknya kemabruran
haji kita. Setan setan dalam diri kita inilah yang mendorong kita regressi,
kembali menuruti nafsu hewani, kekanak-kanakan kembali, berprinsip kesenangan,
mengumbar instinct primitif, lupa bahwa kita ini keturunan Nabi.
Wukuf memberikan
kesadaran diri akan jatidiri kita.Diseluruh padang Arofah berjuta orang berzikir,memuja dan memuji
Alloh semata. Semua berpakaian ikhrom,pakaian taqwa, semua sama sederajat,
setara, tak ada bedanya raja dan hamba, tak ada bedanya kopral dengan jendral
kecuali taqwanya. Hasil wukuf adalah kemampuan memiliki pandangan yang lurus tentang jati diri manusia. Dirinya
adalah manusia, mahluk Alloh , hamba Alloh sebagaimana orang-orang lain, sama,
sederajat, setara. Tak ada kelebihan diri dari orang lain atau bangsa lain
selain taqwa kita.Hasil wukuf adalah kemampuan menanggalkan pakaian kebesaran
yang menunjukkan status sosial, menanggalkan kebiasaan lebih mementingkan
diripribadi, kelompok dan golongannya. Keberhasilan dalam wukuf adalah
kemampuan menghormati dan menjnjung tinggi
hak azasi manusia dengan berprinsip
keadilan, kebaikan dan kedamaian ( maslahat) dan prinsip kebebasan dalam
berkehendak, menyatakan pendapat dan isi fikirannya. Hal tersebut sesuai dengan
isi pidato (khutbah) Nabi Muhammad s.a.w. di Arofah dalam haji wada’ny, yang
diulang-ulang di Muzdalfah, Mina dan Multazam :”Kalian semua adalah keturunan
Adam, sementara Adam berasal dari tanah.Karena itu, kalian semua adalah
sama.Tidak ada perbedaan antara orang Arab dengan yang bukan Arab, tidak ada
perbedaan antara yang berkulit putih dengan yang berkulit hitam. Semua sama
kecuali taqwanya. Wahai manusia camkanlah ini dan sampaikan kepada mereka yang
tidak hadlir. Sesungguhnya darah dan harta kalian itu haram
(dilanggar)/suci,(mulai) hari yang suci
(hari ini), dan ditempat yang suci ini”
Pidato Nabi ini adalah
fondasi Hak Azasi Manusia , dasar dari seluruh HAM yang dideklarasikan jauh, berabad sesudahnya, seperti deklarasi kemerdekaan
Perancis, human right dan deklarasi -deklarasi yang lain.
JUMRAH DI MINA
Melempar jumroh
bukanlah rukun, namun wajib artinya bisa diwakilkan (dibantu) orang lain,
membasmi kedurhakaan, kejahatan, dan dosa bisa dengan mengajak orang lain,
dengan mengorganisir, namun yang paling utama adalah membasmi fikiran-fikiran,
ajakan setan hawa nafsu kita sendiri yang hanya bisa kita basmi oleh diri kita
sendiri.
Dasar ritual ini
menapak tilas perjalanan hidup Nabi Ibrahim, Nabi Ismail dan siti Hajar waktu
digoda iblis laknat untuk tidak mau menuruti perintah Alloh, dibujuk dirayu
iblis supaya membangkang kepada Alloh. Nabi Ibrahim mengusir iblis penggoda
jiwa dengan melemparkan kerikil taqwa kearah iblis yang dilambangkan dengan
tugu pemujaan (syirik). Jiwa syirik kita selalu mengajak hati mencintai dunia
lebih dari mencintai Alloh. Mencintai anak, harta pangkat kedudukan dan dunia
pada ummnya lebih dari mencintai Alloh dan thaat kepadaNya. Mencintai dan
bangga akan harta dan anak adalah penghalang yang melemahkan kecintaan kita dan
kethaatan kita terhadap Alloh, membuat kita jadi fasik (Q.S.9:24 dan Q.S.57:20).
Sangat menarik adalah penghabaran wahyu Alloh
tentang pengorbanan in tertera dalam Qur’an Surat 37 (Ash Shaaffaat) ayat 100
s/d 111.Alloh menggambarkan bagaimana dialog antara bapak dengan anak berusia
11 tahun ,adolescence,remaja dalam ayat 102 yang mengajarkan bagaimana
santunnya Ibrahim ,orang tua dan thaat dan sabarnya Ismail menerima perintah
Alloh. Orang tua memperlakukan anaknya sebagi teman tersayang, memotong rasa
kepemilikan dan otorisasinya, memotong dependensi,ketergantungan anak dengan
mempersilahkan anak berfikir dan bebas mengeluarkan pendapat, mendorong si anak
menjadi independens dan dewasa matang, shabar.
Itulah filosofi berkurban, Nabi Ibrahim A.S memotong
putranya Nabi Ismail A.S.
Banyak diantara kita
dengan getol melempar jumroh di Mina, tidak hanya melempar dengan kerikil
taqwa, namun dengan apasaja termasuk
sandal dan sepatu, saking getolnya mengusir syetan (dalam jiwanya). Namun sayang banyak diantara
mereka sepulangnya ditanah air bahkan
kadang masih ditanah suci sudah merangkul dan mengajak syetan pulang kerumahnya (jiwanya).
Demikianlah perjalanan
haji yang nantinya akan diakhiri dengan rukun kelima yaitu Thawaf ifadhoh dan
wajib-wajib yang lain.
H. Beberapa Doa Selama Menunaikan Haji
Bagi
setiap jema’ah haji atau umroh sangat disunnahkan membaca masing-masing doa berikut ini dalam setiap putaran thawaf, dan setiap membaca doa-doa
ini usahakan memulainya dengan Basmalan dan Shalawat:
Doa Putaran Pertama
بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ
بِاسْمِكَ الَّذِي يُمْشَى بِهِ عَلَى ظُلَلِ الْمَاءِ كَمَا يُمْشَى بِهِ عَلَى
جُدَدِ اْلاَرْضِ، وَأَسْأَلُكَ بِاسْمِكَ الَّذِي يَهْتَزُّ لَهُ عَرْشُكَ،
وَأَسْأَلُكَ بِاسْمِكَ الَّذِي تَهْتَزُّ لَهُ أَقْدَامُ مَلاَئِكَتِكَ،
وَأَسْأَلُكَ بِاسْمِكَ الَّذِي دَعَاكَ بِهِ مُوْسَى مِنْ جَانِبِ الطُّوْرِ
فَاسْـتَجَبْتَ لَهُ وَاَلْقَيْتَ عَلَيْهِ مَحَبَّةً مِنْكَ، وَأَسْأَلُكَ
بِاسْمِكَ الَّذِي غَفَرْتَ بِهِ لِمُحَمَّدٍ (ص) مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
وَمَا تَأَخَّرَ وَأَتْمَمْتَ عَلَيْهِ نِعْمَتَكَ أَنْ تَرْزُقَنِي خَيْرَ
الدُّنْيَا وَاْلأَخِرَةِ
Bismillâhir
Rahmânir Rahîm
Allâhumma
shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad
Allâhumma innî as-aluka bismikal ladzî yumsyâ bihi ‘alâ zhulalil mâi kamâ yumsyâ bihi ‘alâ judadil ardhi. Wa as-aluka bismikal ladzî yahtazzu lahu ‘arsyuka. Wa-as-aluka bismikal ladzî tahtazzu lahu aqdâmul malâikatik. Wa as-aluka bismikal ladzî da’âka bihi Mûsâ min jânibith thûri fastajabta lahu, wa alqayta ‘alayhi mahabbatan minka. Wa as-aluka bismikal ladzî ghafarta bihi liMuhammadin (saw) mâtaqaddama min dzanbihi wamâ ta-akhkhara, wa atmamta ‘alayhi ni’mataka an tarzuqanî khayrad dun-yâ wal âkhirah.
Dengan
asma AllahYang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah,
sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya
Ya Allah, aku memohon pada-Mu dengan nama-Mu yang dengannya apa diperjalankan di permukaan air seperti yang diperjalankan di permukaan bumi. Aku memohon kepada-Mu dengan nama-Mu yang karenanya Arasy-Mu bergoncang. Aku memohon kepada-Mu dengan nama-Mu yang karenanya kaki para Malaikat-Mu bergetar. Aku memohon kepada-Mu dengan nama-Mu yang dengannya Musa berdoa kepada-Mu lalu Kau ijabahi doanya dan Kau cintai dia. Aku memohon pada-Mu dengan nama-Mu yang dengannya Kau hilangkan beban Muhammad sebelum dan sesudahnya, dan Kau sempurnakan nikmat-Mu baginya. Ya Allah, anugerahkan padaku kebaikan dunia dan akhirat.
Kemudian
sampaikan hajat Anda kepada Allah
Doa Putaran
Kedua
أَللّهُمَّ إِنِّي إِلَيْكَ فَقِيْرٌ
وَإِنِّي خَائِفٌ مُسْتَجِيْرٌ فَلاَ تُغَيِّرْ جِسْمِي وَلاَتُبَدِِّلْ إِسْمِي
Allâhumma
innî ilayka faqîrun wa innî khâifun mustajîrun falâ tughayyir jismî walâ
tubaddil ismî.
Ya Allah, aku butuh pada-Mu, aku takut pada-Mu, dan kepada-Mu aku mencari perlindungan; janganlah Kau rubah ragaku, jangan Kau ganti namaku.
Ya Allah, aku butuh pada-Mu, aku takut pada-Mu, dan kepada-Mu aku mencari perlindungan; janganlah Kau rubah ragaku, jangan Kau ganti namaku.
Kemudian
Membaca Shalawat, lalu membaca doa
berikut:
سَائِلُكَ فَقِيْرُكَ مِسْكِيْنُكَ
بِبَابِكَ، فَتَصَدَّقَ عَلَيْهِ بِالْجَنَّةِ، أَللَّهُمَّ اْلبَيْتُ بَيْتُكَ
وَالْحَرَمُ حَرَمُكَ وَالْعَبْدُ عَبْدُكَ وَهَذَا مَقَامُ الْعَائِذِ بِكَ
الْمُسْتَجِيْرُ بِكَ مِنَ النَّارِ فَاعْتِقْنِي وَوَالِدَيَّ وَأَهْلِي
وَوُلْـدِي وَإِخْوَانِي الْمُؤْمِنِيْنَ مِنَ النَّارِ يَاجَوَادُ يَاكَـرِيْمُ
Sâiluka faqîruka miskînuka bibâbika, fata-shaddaqa ‘alayhi biljannah. Allahummal baytu baytuka walharamu haramuka, wal’abdu ‘abduka, wahâdzâ maqâmul ‘âiddzi bikal mustajîru bika minan nâri fa’tiqnî wa wâlidayya wa ahlî wa wuldî wa ikhwânil mu’minîna minannâr yâ jawâdu yâ karîm.
Ya Allah, kepada-Mu si fakir memohon, di pintu-Mu si miskin berada. Anugerahkan padanya surga. Ya Allah, rumah ini adalah rumah-Mu, kota suci ini kota suci-Mu, hamba ini hamba-Mu. Inilah saatnya orang mencari dan memohon perlindungan pada-Mu dari api neraka. Ya Allah, bebaskan aku dan kedua orang tuaku, keluargaku dan anak-anakku, dan saudara-saudaraku yang mukmin dari api neraka wahai Yang Maha Dermawan dan Maha Mulia.
Doa Putaran Ketiga
Ketika sampai di Hijir Ismail pandanglah Mizabur rahmah (talang emas) sambil membaca doa:
أَللَّهُمَّ أَدْخِلْنِي الْجَنَّةَ
وَأَجِرْنِي مِنَ النَّارِ بِرَحْمَتِكَ، وَعَافِنِي مِنَ السُّقْمِ، وَأَوْسِعْ
عَلَيَّ مِنَ الرِّزْقِ الْحَلاَلِ، وَادْرَأْ عَنِّي شَرَّ فَسَقَةِ الْجِنِّ
وَالإِنْسِ وَشَرَّ فَسَقَةِ الْعَرَبِ وَالْعَجَمِ
Allâhumma adkhilnil jannata wa ajirnî minan nâri birahmatika, wa ’âfinî minas suqmi, wa-awsi’ ‘alayya minar rizqil halâli, wadra’ ‘annî syarra fasaqatil jinni wal insi wasyarra fasaqatil ‘arabi wal’ajami.
Ya Allah, masukkan aku ke surga, selamatkan aku dari api neraka dengan rahmat-Mu, selamatkan aku dari penyakit, luaskan bagiku rizki-Mu yang halal, hindarkan dariku keburukan jin dan manusia yang fasik, dan keburukan dari kefasikan orang-orang Arab dan yang bukan arab.
Setelah Melewati Hijir Ismail hendaknya Anda Membaca Doa berikut:
يَا ذَا الْمَنِّ وَ الطَّوْلِ يَا
ذَا الْجُوْدِ وَالْكَرَمِ إِنَّ عَمَلِي ضَعِيْفٌ فَضَاعِفْهُ لِي وَتَقَبَّلْهُ
مِنِّي إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Yâ dzal manni waththawli yâ dzal jûdi walkarami, inna ‘amalî dha’îfun fadhâ’ifhulî wataqabbalhu minnî, innaka antas samî’ul ‘alîm.
Wahai Pemilik anugerah dan karunia, wahai Pemilik kedermawanan dan kemuliaan, sungguh lemah amalku maka lipat-gandakan balasannya dan terimalah amalku, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.
Doa Putaran Keempat
Ketika
sampai di Rukun Yamani angkatlah tangan sambil membaca doa:
يَا أَللهُ يَا وَلِيَ الْعَافِـيَةِ
وَخَالِقَ اْلعَافِيَةِ وَرَازِقَ الْعَافِيَةِ وَالْمُنْعِمُ بِالْعَافِيَةِ
وَالْمَنَّانُ بِالْعَافِيَةِ وَالْمُتَفضِّلُ بِالْعَافِيَةِ عَلَيَّ وَعَلَى
جَمِيْعِ خَلْقِكَ يَارَحْمَنَ الدُّنْيَا وَاْلأَخِرَةِ وَرَحِيْمَهُمَا صَلِّ
عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ، وَارْزُقْنَا اْلعَافِيَةَ وَتَمَامَ
الْعَافِيَةِ وَشُكْرَ الْعَافِيَةِ فِىالدُّنْيَا وَاْلأَخِرَةِ يَا أَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ
Yâ Allâhu yâ Waliyyal ‘âfiyah wa Khâliqal ‘âfiyah wa Râziqal ‘âfiyah wal-Mun’imu bil’âfiyah wal Mannânu bil’âiyah wal Mutafadhdhilu bil’âfiyah ‘alayya wa ’alâ jamî’i khalqika yâ Rahmanad dun-yâ wal âkhirah wa Rahîmahumâ, shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad, warzuqnal ‘âfiyah wa tamâmal ‘âfiyah wa syukral ‘âfiyah fiddun-yâ wal âkhirah yâ Arhamar râhimîn.
Ya Allah, wahai Pemilik keselamatan, Pencipta keselamatan, Pemberi keselamatan, Pemberi nikmat dengan keselamatan, Pemberi karunia dengan keselamatan dan Pemberi keutamaan dengan keselamatan, berikan keselamatan kepadaku dan seluruh makhluk-Mu di dunia dan di akhirat wahai Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, anugerahkan kepada kami keselamatan, kesempurnaan keselamatan, dan rasa syukur dalam keselamatan di dunia dan di akhirat ya Arhamar rahimin.
Doa Putaran Kelima
Angkatlah kepala dan hadapkan ke Ka’bah seraya membaca doa:
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي شَرَّفَكِ
وَعَظَّمَكِ وَالْحَمْدُ للهِ الَّذِي بَعَثَ مُحَمَّدًا نَبِيًّا وَجَعَلَ
عَلِـيًا إِمَامًا. أَللَّهُمَّ اهْـدِ لَهُ خِيَارَ خَلْقِكَ وَجَنِّبْهُ شِرَارَ
خَلْقِكَ
Alhamdulillâhil ladzî syarrafaki wa ’azhzhamaki, walhamdulillâhil ladzî ba’atsa Muhammadan Nabiyyan wa ja‘ala ‘Aliyyan imâmâ. Allahummahdi lahu khiyâra khalqika wajannibhu syirâra khalqik.
Segala puji bagi Allah yang memuliakanmu dan mengagungkanmu, segala puji bagi Allah yang mengutus Muhammad sebagai Nabi dan menjadikan Ali sebagai Imam. Ya Allah, anugerahkan padanya kebaikan makhluk-Mu dan jauhkan ia dari keburukan makhluk-Mu.
Ketika Berada di samping Rukun Yamani dan Hajar Aswad hendaknya membaca doa berikut:
رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِى اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِـنَا عَذَابَ النَّارِ
Rabbanâ atinâ fiddun-yâ hasanah wa fil âkhirati hasanah wa qinâ adzâban nâr.
Ya Tuhan kami anugerahi kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan selamatkan kami dari siksa neraka.
Doa Putaran Keenam
Ketika
sampai di Multazam, disunnahkan menyentuhkan tangan dan badan ke Ka’bah dan
membaca doa:
أَللَّهُمَّ الْبَيْتُ بَيْتُكَ
وَالْعَبْدُ عَبْدُكَ وَهَذَا مَكَانُ الْعَائِذِ بِكَ مِنَ النَّارِ
Allâhummal baytu baytuka wal’abdu ‘abduka wa hâdzâ makânul ‘âidzi bika minan nâr.
Ya Allah, rumah ini adalah rumah-Mu dan hamba ini adalah hamba-Mu, inilah tempat orang mencari perlindungan pada-Mu dari api neraka.
Lalu akuilah dosa-dosa Anda kemudian bacalah doa berikut:
أَللَّهُمَّ مِنْ قِبَلِكَ الرَّوْحُ
وَالْفَرَجُ وَالْعَافِيَةُ، أَللَّهُمَّ إِنَّ عَمَلِي ضَعِيْفٌ فَضَاعِفْهُ لِي،
وَاغْفِرْ لِي مَااطَّلَعْتَ عَلَيْهِ مِنِّي وَخَفِيَ عَلَى خَلْقِكَ
أَسْتَجِيْرُ بِاللهِ مِنَ النَّارِ
Allâhumma min qibalikar rawhu wal faraju wal’âfiyah. Allâhumma inna ‘amalî dha’îfun fadhâ’ifhulî, waghfirlî maththala’ta ‘alayhi minnî wakhafiya ‘alâ khalqika, astajîru billâhi minan nâr.
Ya Allah, dari sisi-Mu datang ketenteraman, kebahagiaan, dan keselamatan; ya Allah, sungguh lemah amalku maka lepat-gandakan balasannya; ampuni dosa-dosaku yang Kau ketahui dan yang tersumbunyi dari makhluk-Mu, aku memohon perlindungan pada Allah dari api neraka.
Doa Putaran
Ketujuh
أَللَّهُمَّ إِنَّ عِنْدِي أَفْوَاجا
مِنْ ذُنُوْبٍ وَأَفْوَاجًا مِنْ خَطَايَا وَعِنْدَكَ أَفْوَاجًا مِنْ رَحْمَةٍ
وَأَفْـوَاجًـا مِنْ مَغْفِرَةٍ يَا مَنِ اسْتَجَابَ ِلأَبْغَضِ خَلْقِهِ إِذْ
قَالَ أَنْظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ. اِسْتَجِبْ لِي
Allâhumma
inna ‘indî afwâjan min dzunûbin wa afwâjan min khathâyâ wa ‘indika afwâjan min
rahmatin wa afwâjan min maghfiratin, yâ Manistajâba liabghadhi khalqihi idz
qâla “Anzhirnî ilâ yawmin yub’atsûn”. Istajiblî.
Ya Allah, di sisiku tumpukan dosa dan kesalahan, dan di sisi-Mu curahan rahmat dan maghfirah wahai Yang Memperkenankan permohonan makhluk yang paling Kau murkai ketika “Iblis berkata: Berilah tangguh aku sampai waktu mereka dibangkitkan” (Al-A’raf: 14). Ya Allah, perkenankan permohonanku.
(Kemudian sampaikan hajat Anda kepada Allah)
Kemudian bacalah doa berikut:
أَللَّهُمَّ قَنِّعْنِي بِمَا
رَزَقْتَنِي وَبَارِكْ لِي فِيْمَا آتَيْتَنِي
Allâhumma
qanni’nî bimâ razaqtanî wa bariklî fîmâ ataytanî.
Ya Allah, karuniakan padaku kepuasan (qana’ah) terhadap rizki yang Kau berikan padaku dan berilah keberkahan dalam rizki yang telah Kau berikan padaku.
(kitab Nubdzah min Asraril Hajj)
Ya Allah, karuniakan padaku kepuasan (qana’ah) terhadap rizki yang Kau berikan padaku dan berilah keberkahan dalam rizki yang telah Kau berikan padaku.
(kitab Nubdzah min Asraril Hajj)
Doa
mencium hajar aswad
Ketika
mendekati Hajar Aswad, angkatlah kedua tangan Anda dan ucapkan pujian kepada
Allah; bacalah shalawat kepada Nabi dan Keluarganya, dan memohonlah kepada
Allah agar haji Anda diterima oleh-Nya. Usahakan mencium Hajar Aswad, kalau
tidak mungkin usahakan menyentuhnya, kalau juga tidak mungkin cukup dengan
isyarat sambil membaca doa berikut:
بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
أَللَّهُمَّ أَمَانَتِي أَدَّيْتُهَا وَمِيْثَاقِي
تَعَاهَدْتُهُ لِتَشْهَدَ لِي بِالْمُوَافَاةِ أَللَّهُمَّ تَصْدِيْقًا
بِكِتَابِكَ وَعَلَى سُـنَّةِ نَبِيِّكَ صَلَوَاتُكَ عَلَيْهِ وَآلِهِ. أَشْهَدُ
أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَمَنْتُ بِاللهِ وَكَفَرْتُ بِالْجِبْتِ وَالطَّاغُوْتِ
وَاللاَّتَ وَالْعُزَّى وَعِبَادَةِ الشَّيْطَانِ وَعِبَادَةِ كُلِّ نِدٍّ يُدْعَى
مِنْ دُوْنِ اللهِ. اَللَّهُمَّ إِلَيْكَ بَسَطْتُ يَدِي وَفِيْمَا عِنْدَكَ
عَظُمَتْ رَغْبَتِي فَاقْبَلْ سُبْحَتِي وَاغْفِـرْلِي وَارْحَمْنِي. اَللَّهُمَّ
إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ وَمَوَاقِفِ الْحِزْيِ فِي
الدُّنْيَا وَاْلأَخِرَةِ.
Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Allâhumma
shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad
Allâhumma amânatî addaytuhâ, wamitsâqî ta’ahadtuhu litasyhadalî bilmuwâfâti. Allâhumma tashdîqan bikitâbika wa ’alâ sunnati nabiyyika shalawâtka ‘alayhi wa âlihi. Asyhadu allâilâha illallâhu wahdahu lâ syarîkalah, wa anna Muham-madan ‘abduhu warasûluh, amantu billâhi wa kafartu biljibti waththâghûti wallâta wal ’uzzâ wa `ibâdatisy syaythâni wa `ibâdati kulli niddin yud’â min dûnillâh.
Allâhumma ilayka basathtu yadî, wa fimâ ‘indaka ‘azhumat raghbatî, faqbal subhatî waghfirlî warhamnî. Allâhumma innî a’ûdzubika minal kufri walfaqri wa mawâqifil khizyi fiddun-yâ wal âkhirah.
Dengan asma AllahYang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya
Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya
Ya Allah, telah kutunaikan amanatku dan kupenuhi janjiku agar Kau saksikan aku sebagai orang yang memenuhi janji. Ya Allah, aku membenarkan kitab-Mu dan sunnah Nabi-Mu (semoga shalawat-Mu tercurahkan padanya dan keluarganya). Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, Tiada sekutu bagi-Nya, dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba-Mu dan rasul-Mu. Aku mempercayai Allah, dan mengingkari berhala dan thaghut, Lata dan ‘Uzza, dan mengingkari segala bentuk pengabdian kepada setan dan semua sesembahan selain Allah.
Ya Allah, kepada-Mu kuulurkan tanganku, dan pada apa yang ada di sisi-Mu kuarahkan keinginanku yang besar. Ya Allah, terimalah tasbihku, ampuni aku dan sayangi daku. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran, dan dari segala perbuatan yang hina di dunia dan akhirat.
(kitab
Nubdzah min Asraril Hajj)
Sesudah
shalat Thawaf disunnahkan minum air Zamzam. Kemudian mengusapkannya pada kepala
dan perut juga sambil membaca doa:
أَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ عِلْمًا
نَافِعًا وَرِزْقًا وَاسِعًا وَشِفَآءً مِنْ كُلِّ دَاءٍ وَسُقْمٍ
Allâhummaj’alhu
‘ilman nâfi’an wa rizqan wâsi’an wa syifâan min kulli dâin wa suqmin.
Ya Allah, jadikan air zamzam ini pengetahuan yang bermanfaat dan rizki yang luas serta obat dari segala penyakit.
Ya Allah, jadikan air zamzam ini pengetahuan yang bermanfaat dan rizki yang luas serta obat dari segala penyakit.
(kitab
Nubdzah min Asraril Hajj)
Doa
ziarah ini disunnahkan untuk dibaca setiap hari Sabtu, dikutip dari kitab Mafatihul
Jinan (kunci-kunci surga):
Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Allâhumma
shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad
Dengan
asma AllahYang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya
Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya
Asyahadu allâ ilâha illallâhu wahdahu lâ syarîkalah
Aku
bersaksi tiada Tuhan kecuali Allah Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya
Wa asyhadu annaka rasûluhu wa annaka Muhammadubnu ‘Abdillah
Aku
bersaksi engkau adalah Muhammad putera Abdillah
Wa asyhadu annaka qad ballaghta risâlâti rabbika wa nashahta liummatika wa jâhadta fî sabîlillâhi bil-hikmati wal-maw’izhatil hasanah wa addaytal ladzî ‘alayka minal haq
Aku bersaksi engkau telah menyampaikan semua risalah Tuhanmu, telah menasehati ummatmu, berjuang di jalan Allah dengan bijaksana dan nasehat yang baik, dan engkau telah menyampaikan kebenaran.
Wa annaka qad raufta bil-mu’minîna wa ghaluzhta ‘alal kâfirîn wa ‘abadtallâha mukhlishan hattâ atâkal yaqîn faballaghallâhu bika asyrafa mahallal mukarramîn.
Aku bersaksi engkau sangat menyayangi orang-orang mukmin dan bersikap tegas terhadap orang-orang kafir, engkau mengabdi kepada Allah dengan tulus ikhlas sehingga engkau dipanggil ke haribaan-Nya, lalu Allah mengkaruniakan padamu kedudukan yang paling mulia dari kedudukan orang-orang yang dimuliakan.
Alhamdulillâhil ladzistanqadzanâ bika minasy syirki wadh-dhalâlah, Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âlihi.
Segala puji bagi Allah yang menyelamatkan kami denganmu dari kemusyrikan dan kesesatan. Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya.
Waj’al shalawâtika wa shalawâti malâikatikal muqarrabîna wa anbiyâikal mursalîn wa ‘ibâdikakash shâlihîn wa ahlis samâwâti wal-aradhîn wa man sabbaha laka yâ Rabbal ‘âlamîn minal awwalîna wal-âkhirîn.
Curahkan shalawat-Mu, shalawat para malaikat-Mu al-muqarrabin, para nabi-Mu, hamba-hamba-Mu yang shaleh, shalawat semua penghuni langit dan bumi, dan shalawat hamba-Mu yang selalu bertasbih kepada-Mu dari hamba-Mu yang terdahulu dan terakhir ya Rabbal ‘alamin.
‘alâ Muhammadin ‘abdika wa rasûlika wa nabiyyika, wa amînika wa najîbika wa habîbika, wa shafiyyika wa shafwatika, wa khâshshatika wa khâlishatika wa khiyaratika min khalqika.
Curahkan semua shalawat itu kepada Muhammad hamba-Mu, rasul-Mu dan nabi-Mu, kepercayaan-Mu, kemuliaan-Mu dan kekasih-Mu, pilihan-Mu dan kesucian-Mu, keistimewaan-Mu, ketulusan-Mu dan pilihan-Mu dari semua makhluk-Mu.
Wa a’thil fadhla wal fadhîlah, wal-wasîlata wad darajatar rafî’ah, wab’ats-hu maqâmam mahmûdâ yaghbithuhu bihil awwalûna wal-âkhirûn.
Karuniakan kepada Rasulullah saw keutamaan dan yang paling utama, wasilah dan derajat yang agung. Anugerahkan padanya kedudukan yang terpuji yang diinginkan oleh orang-orang terdahulu dan belakangan.
Allâhumma innaka qulta: “Walau annahum idz zhalamû anfusahum jâûka fastaghfarullâha wastaghfara lahumul rasûlu lawajullâha tawwâbar rahîmâ.”
Ya Allah, Engkau berfirman: “Sekiranya mereka ketika menzalimi diri mereka datang kepadamu, lalu mereka memohon ampun kepada Allah dan Rasulpun memohonkan ampunan untuk mereka, niscaya mereka dapati Allah Maha Menerima taubat dan Maha Penyayang.” (An-Nisa’: 64).
Ilâhî faqad ataytuka nabiyyaka mustghfuran tâiban min dzunûbî fashalli ‘alâ Muhammadin wa âlihi waghfirhâlî.
Ilahi,
Tuhanku, aku datang kepada Nabi-Mu untuk memohon ampun dan taubat dari
dosa-dosaku. Sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya, dan ampuni
dosa-dosaku.
Yâ Sayyidanâ atawajjahu bika wa bi-ahli baytika ilallâhi ta’âlâ Rabbika wa Rabbî liyaghfirahâlî.
Duhai Junjungan kami, denganmu dan Ahlul baitmu aku datang menghadap kepada Allah swt Tuhanmu dan Tuhanku agar Dia mengampuni dosa-dosaku.
Yâ Sayyidanâ atawajjahu bika wa bi-ahli baytika ilallâhi ta’âlâ Rabbika wa Rabbî liyaghfirahâlî.
Duhai Junjungan kami, denganmu dan Ahlul baitmu aku datang menghadap kepada Allah swt Tuhanmu dan Tuhanku agar Dia mengampuni dosa-dosaku.
Innâ lillâhi wa innâ ilayhi râji’ûn (3 kali)
Sesungguhnya
kami milik Allah dan kepada-Nya kami akan kembali.
Ushibnâ bika yâ habîba qulubinâ famâ a’zhamal mushîbata bika haytsunwatha’a ‘annal wahyu wa haytsu faqadnâka fainnâ lillâhi wa innâ ilayhi râj’ûn.
Duhai kekasih hati kami, kami merasakan musibah yang menimpa keluargamu. Betapa besar musibah setelah kepergianmu dan setelah kau tinggalkan kami. Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami kembali.
Yâ Sayyidanâ yâ Rasûlallâh shalawâtullahi ‘alayka wa ‘alâ âli baytikath thâhirîn.
Duhai Junjungan kami, ya Rasulallah, semoga shalawat Allah senantiasa mencurahkan kepadamu dan Ahlul baitmu yang suci.
Hâdzâ yawmus sabti wa huwa yawmuka wa anâ fîhi dhayfuka wa jâruka fa-adhifnî wa ajirnî
Hari ini adalah hari Sabtu. Hari Sabtu adalah harimu. Pada hari ini aku adalah tamumu
dan tetanggamu. Maka jamulah aku dan tolonglah aku.
Fainnaka karîmun tuhibbudh dhiyâfah wa ma’mûrun bi-ijârah.
Sesungguhnya
engkau adalah orang yang dermawan, suka menjamu tamu, dan diperintahkan untuk
memberi pertolongan.
Fa-adhifnî wa ahsin dhiyâfatî, wa ajirnâ wa ahsin ijâratanâ bimanzilatillâhi ‘indaka wa ‘inda âli baytika, wa bimanzilatihim ‘indahu wa bimastawda’akum min ‘ilmihi fainnahu Akramal akramîn.
Maka jamulah daku dengan jamuan yang terbaik, tolonglah kami dengan pertolongan yang terbaik di sisi Allah di dekatmu dan di dekat Ahlul baitmu, dengan kedudukan mereka di sisi Allah dan dengan ilmu-Nya yang dititipkan kepadamu, sesungguhnya Allah Maha Mulia dari semua yang memuliakan.
Assalâmu’alayka yâ Rasûlallâh wa rahmatullâhi wa barakâtuh
Salam atasmu ya Rasulallah, semoga Allah senantiasa mencurahkan rahmat dan keberkahan-Nya kepadamu
Assalâmu’alayka yâ Muhammadubnu ‘Abdillâh
Salam
atasmu duhai Muhammad bin Abdillah
Assalâmu’alayka yâ khiyatallâh
Salam
atasmu duhai pilihan Allah
Assalâmu’alayka yâ habîballâh
Salam
atasmu duhai kekasih Allah
Assalâmu’alayka yâ shifwatallâh
Salam
atasmu duhai pilihan Allah
Assalâmu’alayka yâ amînallâh
Salam
atasmu duhai kepercayaan Allah
Asyhadu annaka rasûlullâh wa asyhadu annaka Muhammadubnu ‘Abdillâh
Aku
bersaksi bahwa engkau adalah Rasul Allah, dan aku bersaksi engkau adalah
Muhammad putera Abdillah
Wa asyhadu annaka qad nashahta liummatika wa jâhadta fî sabîli Rabbika, wa ‘abadtallâha hattâ atâkal yaqîn, fajazâkallâhu yâ Rasûlallâh afdhala mâ jazâ nabiyyan ‘an ummatihi.
Aku bersaksi bahwa engkau telah menasehati ummatmu, telah berjuang di jalan Tuhanmu,
mengabdi kepada-Nya sehingga engkau dipanggil ke haribaan-Nya, semoga Allah
membalasmu ya Rasulallah dengan karunia yang paling utama dari apa yang dikaruniakan kepada para nabi.
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad afdhala mâ shallayta ‘alâ Ibrâhîma wa âli Ibrâhim innaka Hamîdum Majîd.
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad shalawat yang lebih utama dari shalawat yang kau sampaikan kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia.
(Dikutip
dari kitab Mafâtihul Jinân, kunci-kunci surga
Oleh: Ayu, Moko, Nisa, Iki
0 comments
Hallo.. a warm greetings from me ^O^
Kindly write your thoughts in the comment box. I’ll read every comments I get from you.
Do not forget to click button ‘Notify Me’ to get notification when I replied your comments.
Let’s spread love and positivity ♡♡♡
Regard, Ika :)